001- ( — — )

Ryan Prihantoro
2 min readApr 25, 2021

--

Hari ini, mari bercerita tentang panasnya Teluk Sampit. Di lapangan dan cuaca yang terik sembari bersabar saat perut berbunyi dan kerongkongan rasanya pahit karena haus. Jika puasa masih tetap belum bisa dikatakan sebagai alasan untuk menunda nunda sesuatu hal, maka perkenankanlah seteguk air nyiur disaat berbuka lembut melewati kerongkongan. Seperti surga kecil di tengah hiruk pikuknya neraka dunia.

Lagunya Nadin Amizah, bukan lagu yang pas saat langit tak memiliki jendela, apa maksudnya saat ingin membicarakan terik matahari. Langit juga sedang homogen satu warna, yaitu biru. Tanpa kanvas putih. Sepertinya kuas dan cat sedang minimalis kali ini.

Jalanan aspal berteriak teriak saat kaki menapaki jalan menuju masjid. Oh iya, hari ini adalah hari Jumat. Biasanya kalau dulu KPK memberitakan ada penangkapan pelaku korupsi. Entah sekarang jarang terdengar, terakhir yang kubaca bahwa penulisan logo KPK tulisan “korupsi”nya sedikit ada kesalahan. Jumat juga toleransi istirahat yang lebih panjang, dari jam setengah 11 sampai jam 1 siang. Cukuplah.

Oh iya, dari tadi malam sedang berpikir tentang chef yang jadi salah satu juri wanita di master cheff. Kulihat tweetnya dan Ia menyampaikan bahwa Ia bekerja 14 jam sehari dalam 6 hari seminggu. Motivasi yang keren sepertinya untuk menjadi workholic di site. Selain itu, berbicara motivasi. Khutbah jumat juga menjelaskan tentang sahabat nabi yang mampu katam Al-Quran sampai 30–60 kali dalam sebulan. Ya, motivasi kedua hari ini. Cukup menggetarkan hati. Merasa menjadi ciut dan kalah untuk beramal dan berbuat kebaikan.

Namun, tetap ada yang bisa disyukuri hari ini. Alhasil, catatan to do list tertulis rapi. Sampai siang hari ini semua berjalan lancar. Satu persatu hal hal yang harus dikerjakan mulai dicoret. Semoga Allah mudahkan segala urusan. Ibu Bapak dan Adik sehat selalu di rumah.

April 2021

--

--

No responses yet