Ada Alasan untuk Manusia Tak Dilahirkan Sendiri Ke Dunia?

Ryan Prihantoro
1 min readJun 24, 2020

--

Tak hanya satu dua alasan, bahkan bisa sampai berjuta dan bermilyar alasannya. Namun, setiap orang pastinya akan memiliki prioritas alasan terkuat yang ingin Ia pegang dalam menjalani proses dalam hidup.

Seperti daun kering yang jatuh dan menjadi seresah. Ada begitu banyak sudut pandang yang hadir. Rumput dengan pikiran bahwa daun yang jatuh menutupinya dari sinar matahari. Angin yang berkata, baiklah daun ini menumpang beberapa saat untuk terbang. Pohon yang bersedih sebab kehilangan. Dan beberapa makhluk hidup mikro dan binatang pengisi lapisan tanah atas yang girang menikmati tempat dan santapan baru dari rezeki yang Tuhan beri lewat sebuah daun yang jatuh.

Daun itupun akan berpikir pula. Tentangnya pada awal saat masih menjadi kuncup dan menyaksikan daun daun yang sudah tua akan jatuh dan menghilang pergi dari sebuah ranting. Kala itu, Ia takut akan menjadi dewasa, tua dan pergi.

Saat ini, saat matahari dan langit masih sering berbincang seperti biasanya. Masa menjadi tua dan pergi tiba. Jatuh dan terlepas dari sebuah ranting. Terbang bersama angin. Dan jatuh di atas rumput. Alasannya telah sampai saat semua telah terjadi.

Ketakutan ketakutan yang muncul sebelumnya tak semengerikan saat kejadian ini benar benar terjadi.

Dan kembali lagi pada alasan manusia tak dilahirkan sendiri adalah kamu akan menemukan manusia yang mendengar, mengingatkan dan berbagi. Terima kasih semesta, alur dan lakumu adalah kejutan. Dan rasanya akan semakin banyak lagi ke depan.

Akhirnya, seperti langit dan matahari berbincang seperti biasanya adalah hal yang menarik sambil menatap air luas yang biru.

Jogjakarta, 2020

--

--

No responses yet