Ada yang Menyublim Di Bawah Mentari
Akan menyenangkan, entah bagaimana ceritanya menciptakan sistem sendiri dalam hidup. Walaupun kalimat yang terbaca tidak sesuai kaidah, tapi cukup untuk menuangkan intisari. Begitulah sepertinya hidup, layaknya air.
Ada yang menjadi batu, kerikil, sampah dan menghasilkan jeram tempat lewatnya prau. Menyusuri embun air yang tersublim panasnya terik. Dan ada yang segera ingin pulang. Ia telah tuntas dengan sistem yang dibuatnya sendiri.
Sistem itu sangat fleksibel. Ada yang tuntas di putaran pertama, yang lainnya perlu berulang kali jatuh berdiri dan jatuh lagi. Agar sistem itu siap untuk menatap mentari esok dengan sebuah senyum. Bukan kutukan yang dijustifikasikan oleh pribadi.
Lalu di mana letaknya hobi. Cinta. Sedih. Mengeluh. Puas. Sampai detik ini, rasanya itu ada di pojok pojok monitor peristiwa. Menggeliat, bertumbuh dan berkembang sesuai perlakuan. Yang lebih menyenangkan akan ada yang menyublim sebelum hujan dan menguap bersama kembalinya malam.