Hanya Cukup Dijalani dan Doa

Ryan Prihantoro
1 min readJul 26, 2020

--

Semesta terkadang bercanda, pada hidup, pada rasa, masa depan dan posisi berdiri kita sekarang setelah masa lalu. Namun, kepercayaan akan selalu tumbuh dari tetes air hujan yang mengandung hikmah dari banyak kejadian.

Banyak yang bisa dicontohkan. Seseorang yang menukarkan harga diri dengan uang dan kondisi. Manusia yang hidup berkecukupan dan rebahan. Terpenjara zona nyaman. Ungkapan ungkapan yang menyakiti hati. Seseorang yang sedang dibenci. Kalimat yang salah dari mulut yang sembarang mengucap dan begitu banyak lagi puing puing semesta yang jatuh pada kehidupan setiap manusia. Enak maupun tidak, senang atau sedih, sembuh atau sakit, patah atau tumbuh.

Acapkali saat menjalani, rasa rasanya terasa lelah, putus asa, mengapa sepertinya berbeda dengan yang lainnya. Tapi menariknya setelah itu terlewati, perasaan lega akan tumbuh dan pelajaran dari setiap peristiwa menjadi bunga baru yang mekar.

Hidup berubah dan itu pasti. Mereka yang diam akan tergilas dengan zaman. Namun, adakalanya diperlukan juga diam. Iya diam. Suwung.

Sang pemilik semesta juga tak pernah mengingkari janji. OlehNya setiap doa dijawab dengan jawaban yang begitu istimewa. Tinggal, apakah kita lupa atau tidak untuk bersyukur dan meminta.

--

--

No responses yet