Kemanusiaan Di Balik Sepasang Bola Mata

Ryan Prihantoro
3 min readMay 9, 2020

--

07 Mei 2020

Sorotnya sayu, ditumpuk kepasrahan. Terlihat dari sepasang bola matanya. Tapi Ia masih tetap membawa parang, membersihkan kayu dan ranting yang menutupi jalan.

Pagiku cerahku matahari bersinar. Sebentar sebentar.

Sahur baru selesai, rencana yang semestinya adalah pergi tidur setelah subuhan. Tapi, pagi ini ada kabar kalau ada longsor di Jalan Sapuran-Purworejo, tepatnya di Dusun Boto, Desa Sapuran dekat dengan pabrik Mekar Abadi yang menutupi akses karena kayu roboh menutupi kedua ruas jalan. Tidak jauh juga dari rumahku, dan tak jauh juga dari posko SAR Sapuran.
Tanpa berlama-lama bergegas ke sana.

Kondisi memang masih gelap. Jam masih menunjukkan pukul 03.42 WIB. Longsoran tanah setinggi kurang lebih 25-30 meteran. Beberapa kayu yang diameternya mencapai 15 cm — 30 cm tumbang menutupi jalan. Berjejer tak rapi dengan jumlahnya mencapai 10 pohon.

Saat mentari mulai meranjak naik, tanganku berhenti sebentar. Sontak mata dan tubuh menatap sepasang mata itu. Mata yang menceritakan kesialan, pasrah, bingung, cemas, takut, kesal, sedih dan beribu perasaan lain. Mata yang hanya memandang turun ke depan. Ia tak mampu menembus apa-apa, bahkan setelah kejadian ini bagaimana nantinya. Mengganti kerusakan bengkelnya, belum kerusakan tiga toko di seberang jalan milik orang lain yang rusak tertimpa kayu.

Memang tak memiliki mulut. Tapi sepasang bola mata yang jika setiap orang melihatnya akan muncul rasa iba. Kasihan. Dan Ia tak pernah memimpikan pagi hari bersama kebencanaan seperti ini. Mungkin, karena ini kemanusiaan adalah harta paling tinggi yang dimiliki manusia. Adalah kekayaan dan pencapaian tertinggi dari seorang intelektual, gelandangan, tukang reparasi elektronik, waria, youtuber dan semuanya yang masih ingin disebut manusia.

Kemanusiaan dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat-sifat manusia. Nilai kemanusiaan diterjemahkan sebagai nilai harkat dan martabat manusia. Sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan, manusia menduduki kedudukan tertinggi, maka nilai-nilai kemanusiaan ini adalah barang yang perlu dimiliki oleh seorang manusia.

Mengurangi beban orang lain. Mengangkat bersama masalah yang jatuh. Meringankan dan menyalurkan tangan. Ada kebahagiaan, tapi rasa tenang yang dicampur iba, kasihan dan sedih adalah rasa yang belum kutemui kata katanya.

Akhir kata. Akan langgeng kemesraan di bawah bendera kemanusiaan. Nantinya melata di atas seresah kekuasaan, kepintaraan dan naluri. Selanjutnya, terbang di bawah langit, disaksikan oleh Sang Arsy.

--

--

No responses yet