Menemukan “Karlina Supelli” dalam Memijat Bapak

Ryan Prihantoro
2 min readMay 5, 2020

--

“Le, tulung Bapak pijetke kene iki (sambil menunjuk daerah di bagian punggung)" (Bapak minta tolong untuk pijat daerah sini)
"Siapp, tapi boten roso la wong sek lemes puoso" (siap, tapi nggak bisa keras karena lemas puasa)
"Yo ra popo, pejet sak kencengmu" (Ya tidak apa apa, pijat sekuatmu)

Saat memijat, rasanya sedikit ingin tertawa. Bukan sebab adanya candaan, atau misalnya punggung Bapakku ada panunya hehe. Tapi karena terlintas dipikiran bahwa sebagai orang awam dan belum memiliki kemampuan apapun terkait permijitan.

Rasa-rasanya memijit adalah mengira-ira, meraba dan kiranya ada yang berbeda dari yang diraba langsung dipejet begitu saja. Ya begitulah rasanya tidak tahu dan hanya sok sokan ngide.

Hal ini acapkali sering dilakukan manusia-manusia zaman sekarang. Oknum oknum yang tidak memiliki ilmunya tapi mengeksistensikan dirinya untuk seakan-akan paham akan ilmu tersebut. Alhamdulilah saat ada yang nyrempet dan benar untuk apa yang disampaikan, tapi bakal jadi buntung saat apa yang disampaikan tak ada sedikitpun yang mendekati kebenaran hakikinya.

Dalam islam menuntut ilmu terdapat beberapa hadist yang mengutarakan perihal ini. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim"

Dan hadist lain yang berbunyi

"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. (HR. Tabrani).

Sangat begitu gamblang apa yang diperintahkan dan diwajibkan.

Pernah ada pengalaman seperti ini, dulu saat masih SMA rasa-rasanya belajar mengenai fisika dan ilmu ilmu yang njlimet lainnya untuk apa? Toh rasanya tidak akan digunakan sampai usia tua nanti. Itu dulu, saat SMA. Namun, belum lama ini muncul rasa penasaran mengenai kosmos, semesta, dan sampailah kepada sosok Karlina Supelli. Beliau adalah tokoh dengan berbagai pergerakan yang saat ini juga mengajar Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.

Ada satu kuliah online yang beliau sampaikan di channel youtube Komunitas Salihara, sebelumnya juga terima kasih pada Mas Egi yang sudah memperkenalkan saya pada beliau, untuk menimba ilmu atas kepintaran beliau. Dalam satu video dengan rentang 1 jam lebih, beliau menyampaikan banyak hal mengenai kosmos dan kebebasaan Tuhan, di mana dan mungkin yakin betul bahwa saat kondisi lapar jangan pernah mendengarkan ceramah beliau, begitu pusing dan lapar adalah dua perpaduan yang sangat tidak pas.

Lalu hubungannya dengan pelajaran Fisika waktu SMA apa?

Entah mengapa saat menyimak ceramah dari Ibu Karlina banyak kata kata yang pernah disampaikan guru fisika saat SMA kembali bermunculan di benak. Diksi-diksi asing, aneh dan mungkin membuat mual menjadi jembatan-jembatan kecil yang membantu memahami apa yang disampaikan oleh seorang cendekiawan yang saat ini berumur 62 tahun ini.

Lalu, begitu menyenangkan menemukan Karlina Supelli dalam memijat Bapak wqwqwq. Semoga nantinya bisa menemukan banyak benang merah dari kebiasaan - kebiasaan sederhana. Menyadari akan masih bodoh dari sebuah panci atau jangkrik atau benda benda bumi yang lain.

--

--

No responses yet