Mengapa Mendaki Gunung?

Ryan Prihantoro
1 min readFeb 10, 2020

--

Kabut sudah mulai merayap di kaki. Lewat hidung, tak berbau, menempel di kulit, dingin. Suhu di sini berbeda dengan di kasur, walaupun bias hampir mirip dengan suhu di kantor karena AC. Gambar landscape di depan mata yang juga bisa download di google. Capek, berlari mengelilingi kompleks juga sama capeknya. Berat membawa beban di punggung, berat gym juga sepadan. Lalu apa alasan sebenarnya naik gunung, apabila semuanya sudah bisa disubtitusikan dengan aktifitas yang lain.

Ada yang bilang bahwa mendaki adalah hobi, beberapa yang lain punya tujuan berbeda, penelitian misalnya. Menikmati alam katanya, berduaan bersama pasangan, sebab di gunung romantis pisan, ujarnya. Seperti niat dalam agama, bahwa apapun yang dilakukan tergantung niatnya, sebab sampai di mana nanti berhenti rasanya akan ada dua dinding yang membatasi yaitu niat tadi.

Untukku, naik gunung karena gunungnya ada di atas sana. Kalau sekarang aku sudah di gunung, untuk apa naik gunung lagi.

--

--

No responses yet