Pulang Ke Rumah

Ryan Prihantoro
3 min readAug 24, 2020

--

Tak akan pernah ada dalam sejarah kehidupan manusia di mana setelah perjumpaan tidak ada perpisahan. Baik itu jeda maupun berpisah dalam arti sesungguhnya.

Menjadi menarik bahwa, setiap cerita yang digulirkan bersama kepulan asap rokok dan secangkir kopi menjadi sajian khas berselera. Udara Wonosobo yang dingin dengan dibalut tertawa tanpa tendensi apa-apa menghadirkan rasa yang melupakan masa. Masa yang juga berarti waktu tiba-tiba terbunuh dengan sendirinya. Menyayat urat nadinya sendiri, sebab iri bahwa manusia-manusia ini bisa menikmati kehidupannya.

Tak ada yang lebih berharga dari sekedar bertanya kabar, saling menyumbang cerita masing-masing dan diselipkan pemikiran-pemikiran liar. Tentang agama, manusia, budaya, rasa dan semesta.

Pola pikir — pola pikir baru terbentuk, sudut pandang yang beragam menjadikan satu titik kehidupan. Adalah histori yang nantinya membentuk siapa dirinya, kala ini, besok, lusa dan saat benar-benar disebut dewasa. Bukan dengan umur, melainkan sikap (attitude), merespon peristiwa dan alasan dalam berpijak menjalani kehidupan.

Memang bahwa circle yang terbentuk terkadang dilandasi oleh kesamaan dalam hobi, nasib yang sama dan jalan pikir yang tidak jauh berbeda. Latar belakang adalah nomor keseribu satu untuk disebut sebagai perbedaan. Yang jelas, udara, suasana dan masa tiba-tiba tunduk dihadapan lingkar kepulan asap rokok dan secangkir kopi.

Satu daftar lagu yang saat ini menarik sebagai latar belakang suara adalah The Upstairs-Matraman.

Begitulah saya dan mungkin kami memaknai sebuah perjumpaan dan perpisahan. Namun, rasanya ini adalah jeda, untuk kemudian nanti membacakan nasib di altar persembahan pada kawan di kota dingin Wonosobo.

Besok adalah misteri, masa depan masih dengan ketidakpastian. Namun, meyakini hal yang tidak meyakinkan dan memercayai hal yang tidak bisa dipercayai menjadi silabus pembelajaran yang bisa disimpulkan sementara untuk perjumpaan kala ini.

Semoga semuanya sehat dan sukses dengan definisinya masing-masing. Akan berharap selalu sama bahwa pulang ke rumah adalah cita-cita kemanapun melangkah. Entah hari ini, tahun-tahun berikutnya atau setelah sekian lama.

--

--

No responses yet