Sedikit Bercerita Tentang Semai
Persemaian itu tak jauh dari pusat kota. Bermacam tanaman ditanam beriringan dan ditata secara tepat untuk menghasilkan bibit yang siap disajikan untuk pelanggan. Tak ada aroma yang spesial dari sebuah bibit, tapi ada harapan di hari esok saat Ia ditanam dan dirawat dengan baik.
Bukan resep khusus untuk menghasilkan sajian istimewa, hanya sabar dan telaten dari menyemai biji, menyiram, menyapihnya, mengisi media polibag, menyiram lagi, membersihkan gulma, menyiram lagi, memindah mindahkan letak bibit, dan menjaganya agar tak habis dimakan hama dan penyakit.
Ia adalah bayi kecil yang cukup rewel. Tapi juga bayi kecil yang sudah bisa diajak bertahan hidup. Kadang ada yang lupa menyiram sehari, ya cukuplah membuatnya sekarat. Tapi sial tak sial masih banyak yang bertahan. Bayi bayi kecil bertubuh mungil dengan harapan hidup yang mulia.
Perjalanannya akan jauh, masih banyak tangan tangan manusia yang berdalih ekonomi ataupun hak asasi manusia akan sedikit mengganggunya atas nama demokrasi. Nyawanya hanya akan ditentukan oleh kertas yang ditanda tangani petinggi dan keputusan yang sama sekali satu bibit yang ditanam nantinya menjadi pohon tak dilibatkan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mungkin bibit bibit ini bukan termasuk Indonesia, Ia hanyalah sumber daya yang menghasilkan. Rakyatnya saja belum makmur, untuk apa mengurusi sebuah pohon dan teman temannya. Bahasa konservasi mungkin benar hanya memperlambat bukan menghentikan.
Udah lo idul tinggal idup. Kalau udah besar gue yang panen.
Ia dihadapkan pada sebuah realita bahwa di depan mata ada sebuah jurang perjuangan yang curam. Satu detik cukup untuk mematikannya, namun belum tentu 1 hari menjamin Ia bisa hidup sampai tinggi.
Tingkatan pertumbuhannya terbagi menjadi semai, perdu, tiang dan akhirnya menjadi pohon serta mati. Ia hanyalah ruang yang mengisi kehidupan Sapiens di muka bumi. Tak ditakdirkan untuk mengetahui pytagoras, gravitasi dan rumus fisika yang rumit, tapi ia paham bagaimana manusia perlu oksigen untuk hidup. Manusia butuh untuk air dan tanah subur untuk menunjang kehidupannya.