Sekte rtaris

Ryan Prihantoro
1 min readAug 15, 2020

--

Sebotol teh menguap dalamnya. Menepi di tepi bibir dan jatuh.

Gelas juga telah terisi abu-abu. Lembaran lembaran beterbangan dan jatuh di tepi kaki. Melewati serbuan tetes hujan di tengah malam. Langit menggulung diri. Menutup malam

Angsa angsa putih itu menunggu. Pemilik yang menampar harga diri, dari kepingan siklus hidup. Merasakan menjadi manusia di dalam sistem.

Ada yang bilang bahwa asap membuat mata pedih. Namun bibir masih menghisap perlahan. Selang sepuluh dua puluh detik.

Di bawah langit yang masih mencoba menggulung. Ada anak titisan dewa berdoa membelah samudera. Di bawanya sebuah tongkat dan guci. Sebab setelah samudera terbelah, ingin rasanya menikmati asinnya kumpulan air tetes hujan. Dan keringat.

Sekarang penghujung malam telah datang. Ia mencoba tidur. Menunggu pagi dan memberinya sarapan. Di tengah kepulan asap kota dan di atas tikar dan tumpukan koran.

--

--

No responses yet