Suara Angin Di Bawah Pohon

Ryan Prihantoro
1 min readApr 27, 2023

--

Apa yang lebih bermakna selain sepasang sepatu dengan beberapa noda lumpur dan sisa tanah yang menempel. Layaknya, angin yang bertiup kencang di bawah pohon. Suaranya menyapa telinga, memberikan kabar bahwa hari akan tetap baik baik saja.

Bunyi klakson tak lekang dari mata terpejam. Kendati, abu sisa bakaran mulai mengering setelah hujan. Masih dengan suara angin di bawah pohon.

Beberapa dahan melambai. Belum kukenalnya dengan baik. Tapi, nampaknya Ia begitu bersahabat. Seperti dua tokoh lama yang pulang dari sebuah perjalanan dan bertemu di persimpangan.

Tak ada yang kurang menyenangkan dari suara angin di bawah pohon. Selagi matahari menjadi antagonis di siang hari, dan mendungpun malu menyapa. Awan? Ia telah beranjak ke timur. Menapaki sudut yang lain. Dan entahlah mengapa langit berwarna biru.

Cerita tetap bergulir. Mata pedih untuk terpejam. Suara eksavator dan dump truck terkadang mengalahkan suara angin di bawah pohon. Suara suara raungan. Mungkin akan tetap ada yang sedih. Ada alasan perut yang diprioritaskan, dan jangan tanyakan benar dan salah. Karena pendidikan masih belum menjadi topik hangat di atas meja.

Pertanyaannya masih tentang besok bagaimana? Si dia dengan ini itunya, mereka yang kok kaya gini gini si. Memang memakan bangkai saudaranya sendiri lebih gurih daripada guyuran hujan yang mendinginkan.

Untung saja masih ada suara angin di bawah pohon. Padanya cerita bisa didengar tanpa batas. Padanya keringat menjadi kering sebab 6.000 langkah perhari yang selesai. Padanya, samaran suara eksavator dan dump truck terkikis. Padanya aku bisa mendengar suara angin di bawah pohon.

27 April 2023

Bulungan — Kaltara

--

--

No responses yet