Tafsir Kamado
KepadaNya semua diserahkan. Entah waktu dan bermacam tragedi. Pekat yang berubah jingga. Meja dengan layar monitor dan beberapa helm. Klepon sisa takjil semalam dan pancaran matahari pagi pukul 05.39 WITA. Senyum yang beberapa hari terbayang. Melihatnya dari sebuah layar kecil beberapa inchi.
Tak mengenal, bahwa mengagumi dari tulisan-tulisannya adalah candu yang tak berkesudahan.
Sebuah rangkaian kalimat yang renyah, mirip kerupuk. Tak ada yang ditutupi dari sebuah postingan. Aku mulai mencoba mengenalnya dibalik instagram. Beberapa buku yang ditulisnya dan beberapa catatan-catatan yang menyenangkan dibaca. Biasa dan seperti biasanya. Seolah kalimat yang lama tak terdengar kembali. Seakan melontarkan atom di padang gersang yang tak kunjung hujan.
Semoga suatu waktu bisa mengenalnya dengan obrolan. Dengan suguhan tepian sudut Jogja yang tak pernah tidur. Banyak yang akan menjadi kenangan nantinya, begitu sedikit harapan. Dan imajinasi yang tak akan luntur dalam semalam. Kadang, mengingatnya seakan mengingat Ibu. Dengan sederhana, dengan tanpa banyak kata-kata yang berkeliling di kepala. Tapi cukup mengena.
Pagi ini aku membacanya lewat note tempe. Sebuah kehidupan baru di Oktober 2022 di kota, oh bahkan provinsi lain. Walaupun sebenarnya jaraknya tak lebih dari 3 jam jika pulang pergi. Kehidupan kos yang menghantarkan khayalan pada satu titik Jogja dengan magnet yang tak pernah bertolak belakang. Sebuah warna baru dari harapan, sebuah rasa kagum yang sepertinya tak terjadi beberapa tahun terakhir.
Ia yang tak menutupi kegengsian. Dan pasti banyak yang belum kuketahui, namun membaca tulisannya dan mengikutinya dari sosial media menjadi rutinitas menggembirakan. Selepas penatnya seharian di area tambang, membaca satu tulisannya sebelum berpindah kegiatan menjadi habit yang baru. Semoga tulisan itu akan tetap ada, selayaknya menata puzzle yang berharap tidak segera rampung. Dan jangan tanyakan sampai kapan kebiasaan ini akan berulang. Yang pasti, matahari di sini sudah datang. Satu jam sebelum di beberapa tempat sempat menyapa matahari terlebih dahulu.
Hay nona, semoga suatu waktu kita bisa bersua. Lewat perkenalan yang tidak akan pernah diprediksi. Lewat tegur sapa dan kejadian aneh yang tak disengaja. Atau lewat kesengajaan yang berpapasan dengan kesempatan. Semoga harimu menyenangkan.
Selamat pagi.
19 April 2023. Tanjung Selor-Kalimantan Utara