Teka Teki Tak Tik Tuk

Ryan Prihantoro
3 min readJul 17, 2024

--

Lukisan di salah satu rumah Mbah Pri – Wonosobo

Bagian I

Satu

Pada estetika yang berlebihan, wujud dari dalam lukisan kemudian keluar. Dari yang mulanya hanya 2D menjadi 3D bahkan banyak dimensi, sebab Ia menjadi bergerak dan bisa berjalan dengan dua kaki. Tak ada yang mengenal reproduksi, sebab di negeri Bak Tan Trum, koloni yang ada adalah individu-individu yang membelah diri atau keluar dari sebuah lukisan di pameran.

Sempat ada yang bertanya, siapa yang membuat lukisan itu? Bagaimana bisa sebuah lukisan menghasilkan sebuah peradaban dengan tetap dan terus beranak pinak. Sebab setiap gambar individu yang keluar dari lukisan, dalam kurun waktu tertentu akan muncul individu baru di gambar lukisan, yang kian hari akan makin besar dan pada saatnya nanti akan keluar dari lukisan berkumpul bersama koloninya. Seolah olah induk dari penciptaan individu adalah sebuah kanvas dengan lukisan akrilik berukuran 3,03 m x 18,53 m,

Sebuah tua renta dengan kaki di kepala dan tak memiliki mata, konon katanya adalah pelukis kanvas yang lukisannya di pajang di pameran abadi itu. Ia berada di bawah tanah bangunan pameran, di ruangan 8 m x 8 m, bersanding dengan Oat Meal, susu kental manis, popok bayi, selendang batik, dan tentu segala pernak pernik untuk menciptakan sebuah lukisan. Tak pernah ada yang melihatnya keluar menghadap matahari, layaknya vampir, konon katanya sekalinya terkena sinar matahari, badannya akan hangus. Ada yang bilang, jika cahaya matahari mengenainya, kulitnya akan leleh, layaknya plastik yang dibakar. Ada isu lain juga yang disebar, bahwa jika sampai sekali waktu dirinya bermandikan cahaya selain lampu, kelopak matanya yang kosong, tiba tiba muncul sinar dan menghasilkan panas. Sehingga cukup untuk membakar dirinya sendiri menjadi abu.

Tua Renta yang dijuluki sebagai “Si Buta dari Sana Sini Weh Weh Weh” tak pernah mandi, sebab dari kulitnya yang makin keriput selalu keluar cairan lewat pori pori yang seketika akan membersihkan dirinya dari bakteri, virus, kuman, telur cacing dan gigitan serangga. Jika bulan purnama tiba, ia akan berganti kulit dengan ditandai oleh sisik-sisik pada bagian punggungnya akan mengelupas dan terjatuh ke tanah dengan sendirinya. Jikalau cairan dari pori-pori itu tidak keluar di musim dingin, Ia akan menjilat badannya layaknya kucing membersihkan tubuhnya.

Ia tak perlu makan, sebab melalui O2 yang ada, respirasi dan metabolisme tubuhnya telah mampu untuk menghasilkan segala kebutuhan agar tetap hidup, segala bentuk protein, karbohidrat, glukosa, zat besi, dopamin dan semuanya menjadi tercukupi hanya dengan menghirup O2. Selain itu, tak ada kamar mandi di ruangan itu, sebab dengan menggunakan popok, dirinya cukup kencing dan berak di atas kursi tempatnya membuat sketsa dan lukisan. Jangan tanya akan dikemanakan popok itu, yang pasti popok adalah teman sejati dalam urusan hajat.

Ia tidak mau menikah dan seandainya menikah, dirinya berprinsip untuk childfree, agar keren saja alasannya. Ia tidak mau kerja kantoran di dunia hingar bingar ini, sebab agar tidak terlihat mainstream saja. Bukanlah mobil, motor dan rumah mewah yang menjadi mimpinya, mimpinya hanyalah bisa memasukkan benang di dalam lubang jarum di atas Mars. Jadi, menurutnya, cita cita di bumi terlalu remeh temeh dan terlihat pecundang.

Bagian II

Continued

--

--

No responses yet